Ada satu kejadian dimana saya bertemu dengan (alm) Pak Yudhi MS di SMPN 1 Kudus. Beliau mengatakan, "Mas, aku punya puisi bagus yang boleh sampeyan garap lho, jangan puisine Mas Jumari HS terus tah?" Kata beliau

"Oh nggih Pak, dalem siap, puisi ingkang punapa inggih" Jawabku waktu itu
"Yah, terserah, mau puisi diragam antologi apasaja, mulai Menara satu atau mana saja, kalau yang panjang ya Kurusetra, Mas! sambung beliau

"Ngestokake dhawuh, pangestunipun kemawon pak! jawabku
Bahkan sampai diri tak memintal lagi benang di dalam kain Sang Swara lagi, belum ada ruang waktu untuk mengaransemen puisi beliau, hingga ada satu puisi menarik di halaman facebook beliau yang menarik perhatian kami untuk mengaransemen  dalam bentuk lagu Ratapan Anak Sungai yang terus kami diskusikan dalam pertemuan-pertemuan SwaTantu

Berikut puisi karya Yudhi MS tersebut..

setiap kaubuka jendela
pagi menyuguhkan kabut
mempergegas bayang senja
kelam memagut
tapi geletar pada jiwa tak henti berlari
mengombakkan gairah matahari
tapi debar pada jantung tak mau reda

menuntas malam, kembali membuka jendela


0 komentar:

Post a Comment

 
Top